Dalam
kehidupan aktifitas bekerja kita, tidak lepas dari yang namanya komunikasi
komputer. Komunikasi dalam sebuah komputer dinamakan jaringan komputer.
Jaringan yang kita kenal ada beberapa jenis diantaranya Jaringan Lokal
(LAN=Lokal Area Network).
Dalam
perjalanannya jaringan komputer semakin hari semakin banyak digunakan oleh
banyak kalangan baik dunia pendidikan ataupun instansi negeri maupun swasta.
tentunya dalam sebuah jaringan komputer tidak terlalu mulus dalam
penggunaannya, ada saja permasalahan yang ditimbulkannya dari faktor internal
dan eksternal.
>>
Faktor internal meliputi komponen-komponen jaringan yang terdiri :
1. Modem
2. Switch
3. Hub
4. Router
5. kabel
jaringan (UTP)
6. NIC
dll …
>>
Faktor eksternal meliputi :
1. blocking
firewall
2. gangguan
signal dll…
tentunya
dari permasalahan diatas, kita selaku user haruslah mengetahui jenis-jenis
permasalahan
yang sering muncul di saat kita sedang berkomunikasi dengan jaringan komputer
yang lain.
Salah
satu contoh yang sering mungkin kita temui permasalahan tersebut yaitu adanya
pesan :
1. Cable
Network is Unplugged yang ditandai dengan icon 2 komputer dengan silang merah
2. Firewall
is blocking yang ditandai dengan icon komputer dengan kunci gembok
3. Limitted
conecctivity yang ditandai dengan icon komputer dengan tanda seru segitiga
kuning
dari
permasalahan tersebut tentunya diselasaikan setelah kita melihat / menganalisa,
contoh perbaikan yang dialakukan diantaranya :
1. Jika
Cable Network is Unplugged, maka yang harus dilakukan adalah cek hubungan kabel
jaringan (UTP) ke hub/switch, jika masih tidak ada perubahan lakukan cek kabel
jaringan dengan kabel tester
2. Jika
Firewall is blocking, maka yang harus dilakukan adalah dengan melakukan menonaktifkan/disable/turn-off
firewall pada computer
3. Jika
Limitted conectivity maka yang harus dilakukan dengan melakukan membuang
ceklist pada propertis icon koneksi jaringan.\
Diagnosa Jaringan WAN
1.
Pada OSI Layer 1
Terdapat beberapa teknologi jaringan yang dapat mendukung penyampaian data secara jarak jauh antara lain:
• Modem Analog
• DSL
• Internet Kabel
• Optic
2. Pada OSI Layer 2
Terdapat beberapa teknologi jaringan yang dapat mendukung penyampaian data secara jarak jauh antara lain:
• Modem Analog
• DSL
• Internet Kabel
• Optic
2. Pada OSI Layer 2
Pada
layer 2 terdapat sebuah protokol yang dapat memungkinkan data dikirimkan pada
beberapa media yang berbeda. Protokol yang sering dipakai antara lain:
•
PPP
• HDLC
• Frame Relay
• ATM
3. Pada OSI Layer 3
• HDLC
• Frame Relay
• ATM
3. Pada OSI Layer 3
Layer
3 merupakan inti dari peroutingan, disini terdapat alamat IP yang menentukan
alamat logic suatu host, alamat tersebutlah yang digunakan untuk peroutingan.
Protokol peroutingan yang sering digunakan adalah:
•
RIP
• OSPF
• IS-IS
• BGP
4. Potokol Pendukung
• OSPF
• IS-IS
• BGP
4. Potokol Pendukung
Selain
protokol yang terdapat pada masing-masing layer, terdapat pula protokol yang
terletak diantara beberapa layer atau protokol pendukung protokol utama,
contoh:
•
MPLS
• TLDP
• LDP
• RSVP-TE
5. Service Pendukung
• TLDP
• LDP
• RSVP-TE
5. Service Pendukung
Service
digunakan untuk mengatur user sehingga tidak saling merugikan atau bisa juga
digunakan untuk billing penggunaan bandwith oleh user.
•
apipe
• cpipe
• VPRN
• VRRP
• IES
• SDP, dll
Teknologi WAN
• cpipe
• VPRN
• VRRP
• IES
• SDP, dll
Teknologi WAN
Protocol
WAN pada layer Physical menjelaskan bagaimana memberikan koneksi electric,
mekanik, operasional, dan fungsional dari layanan jaringan WAN. Layanan2 ini
kebanyakan didapatkan dari para penyedia layanan seperti Telkom, Lintas Artha, Indosat.
Message
berjalan dari point ke point secara berbeda tergantung pada koneksi fisik dan
protocol yang digunakan yang meliputi:
1. Dedicated connections
2. Circuit-switched networks
3. Packet-switched networks
2. Circuit-switched networks
3. Packet-switched networks
Jaringan2
Dedicated dan Switched mempunyai sifat koneksi yang selalu tersedia pada
jaringan sementara Circuit Swithed perlu membangun koneksi terlebih dahulu
melalui mekanisme dial-up antar perangkat yang berkomunikasi. Pada routing
Dial-on-Demand router membuka koneksi secara automatis jika ada data yang perlu
dikirim, dan akan menutup secara automatis jika line idle alias tidak ada lagi
data yang dikirim.
Data Link Layer WAN
Protocol
WAN pada layer Data Link menjelaskan bagaimana frame dibawah antar system
melalui jalur tunggal. Protocol2 ini didesign untuk beroperasi melalui koneksi
dedicated Point-to-Point, multi-point, dan juga layanan akses multi-Switched
seperti Frame relay. WAN juga mendefenisikan standards WAN yang umumnya
menjelaskan metoda2 pengiriman layer physical dan juga kebutuhan2 layer Data
Link meliputi addressing dan encapsulation flow control.
Layer Physical WAN
Layer
Physical WAN menjelaskan interface antar data terminal equipment (DTE) dan data
circuit-terminating equipment (DCE). Umumnya DCE adalah penyedia layanan (ISP)
dan DTE adalah perangkat terhubung. Dalam model ini, layanan2 yang ditawarkan
kepada DTE disediakan melalui sebuah modem atau layanan channel service
unit/data service unit (CSU/DSU).
Beberapa
standard layer Physical menspesifikasikan interface berikut ini:
• EIA/TIA-232
• EIA/TIA-449
• V.24
• V.35
• X.21
• G.703
• EIA-530
Protocol WAN layer Data Link
• EIA/TIA-232
• EIA/TIA-449
• V.24
• V.35
• X.21
• G.703
• EIA-530
Protocol WAN layer Data Link
WAN
mendefinisikan umumnya encapsulation data link layer yang dihubungkan dengan
line serial synchronous .
• Menyediakan deteksi error dan juga koreksinya untuk menjamin kehandalan
melalui line analog yang berkualitas rendah.
Protocol WAN
•
High-Level Data Link Control (HDLC) – adalah standard ISO yang bisa saja tidak
saling kompatibel antar layanan yang berbeda. HDLC mendukung konfigurasi
Point-to-Point ataupun Multi-point.
•
Frame Relay – disbanding protocol2 WAN lainnya, layanan frame menggunakan
framing tanpa memberikan koreksi error melalui mekanisme lewat fasilitas
digital berkualitas tinggi. Frame relay bisa mentransmisikan data sangat cepat
karena tanpa adanya perlunya koreksi error.
•
Point-to-Point Protocol (PPP) – PPP mengandung field yang mengidentifikasikan
protocol layer Network.
•
Integrated Services Digital Network (ISDN) – adalah suatu sekelompok layanan
digital yang mentransmisikan voice dan data melalui line telpon yang sudah ada.
•
Protocol2 WAN Data Link Layer mendukung protocol2 baik protocol2 conectionless
maupun conection-oriented layer tinggi.
Ada
beberapa teknologi WAN yang diberikan oleh penyedia layanan WAN seperti berikut
ini:
PSTN
PSTN
Adalah
jaringan telpon Switched public yang merupakan komunikasi WAN yang kuno dan
banyak dipakai diseluruh dunia. PSTN adalah teknologi WAN yang menggunakan
jaringan Circuit Switched yang berbasis dial-up atau leased line (selalu ON)
menggunakan line telpon dimana data dari digital pada sisi komputer di
konversikan ke analog menggunakan modem, dan data berjalan dengan kecepatan
terbatas sampai 56 kbps saja.
Leased
lines
Leased
line atau biasa disebut Dedicated l ine adalah teknologi WAN menggunakan
koneksi langsung permanen antar perangkat dan memberikan koneksi kualitas line
konstan. Layanan ini lebih mahal tentunya dibandingkan PSTN menurut kebutuhan.
X.25
X.25
dispesifikasikan oleh ITU-T suatu teknologi paket Switching melalui PSTN. X.25
dibangun berdasarkan pada layer Physical dan Data Link pada model OSI. Awalnya
X.25 menggunakan line analog untuk membentuk jaringan paket switching, walaupun
X.25 bisa saja dibangun melalui jaringan digital. Protocol2 X.25 mendefinisikan
bagaimana koneksi antar DTE dan DCE di setup dan di maintain dalam PDN – public
data network.
• Anda perlu berlangganan untuk layanan X.25 ini
yang bisa menggunakan line dedicated kepada PDN untuk membuat koneksi WAN.• X.25 bisa beroperasi pada kecepatan sampai 64 kbps pada line analog.
• X.25 menggunakan frame sebagai variable ukuran paket.
Arsitektur Jaringan X.25 :
Jaringan X.25 mempunyai elemen-elemen:
a. Terminal (DTE)
b. Modem
c. X.25 Switch
d. Dan saluran penghubung antar switch
Model Protokol X.25
b. Modem
c. X.25 Switch
d. Dan saluran penghubung antar switch
Model Protokol X.25
Protokol
X.25 menempati lapis 2 dan 3 dari lapis OSI, dengan protokol lapis 2 : HDLC dan
LAPB sedangkan lapis 3 menggunakan standar X.25 dan X.75
Kelemahan X.25
• Connection oriented
• Untuk komunikasi berbasis paket dengan bitrate rendah, connection oriented kurang efisien dikarenakan waktu tersita untuk melakukan pembangunan hubungan padahal hanya dipakai sebentar saja.
• Pengaturan datalink yang sangat ketat à kurang mendukung aplikasi realtime.
• Sangat banyak variasi X.25 à setiap vendor komunikasi membuat versi custom masing-masing
• Bitrate tetap, padahal aplikasi data sekarang banyak yang bursty à penggunaan kanal kurang efisien
Frame relay
Kelemahan X.25
• Connection oriented
• Untuk komunikasi berbasis paket dengan bitrate rendah, connection oriented kurang efisien dikarenakan waktu tersita untuk melakukan pembangunan hubungan padahal hanya dipakai sebentar saja.
• Pengaturan datalink yang sangat ketat à kurang mendukung aplikasi realtime.
• Sangat banyak variasi X.25 à setiap vendor komunikasi membuat versi custom masing-masing
• Bitrate tetap, padahal aplikasi data sekarang banyak yang bursty à penggunaan kanal kurang efisien
Frame relay
Frame
relay adalah salah satu Teknologi WAN dalam paket Switching dimana komunikasi
WAN melalui line digital berkualitas tinggi .dibanding protocol2 WAN lainnya,
layanan frame menggunakan framing tanpa memberikan koreksi error melalui
mekanisme lewat fasilitas digital berkualitas tinggi. Frame relay bisa
mentransmisikan data sangat cepat karena tanpa adanya perlunya koreksi error.
• Dirancang untuk mengurangi kerumitan protokol
X.25• Pensinyalan kendali panggilan menggunakan kanal terpisah dari kanal data
• Multiplexing/switching dilakukan di lapis 2Tidak ada hop-ke-hop flow control dan error control
• Throughput jauh lebih tinggi dari X.25
• Koneksi :
• Committed rate & Exceeded rate à committed rate adalah besarnya bitrate yang dijamin oleh provider, tapi frame relay membolehkan user untuk mengirim lebih besar saat saluran memungkinkan
• Konsep paket berukuran kecil (cell)
• Cocok untuk aplikasi berbasis voice / video (aplikasi real time
Perbandingan X.25 dengan Frame Relay
Arsitektur Frame Relay
• Frame Relay mempunyai 2 lapis: fisik dan data link (LAPF)
• Inti LAPF: kendali datalink minimal
• Kendali LAPF: fungsi tambahan data link atau lapis jaringan
ISDN
ISDN (Integrated services digital network) mendefinisikan standard dalam menggunakan line telpon analog untuk transmisi data baik analog maupun digital.
ATM
Asynchronous
Transfer Mode (ATM) adalah koneksi WAN berkecepatan tinggi dengan menggunakan
teknologi paket switching dengan speed sampai 155 Mbps bahkan 622 Mbps. ATM
bisa mentransmisikan data secara simultan dengan digitized voice, dan digitized
video baik melalui LAN maupun WAN.
•
ATM menggunakan cell berukuran kecil (53-byte) yang lebih mudah diproses
dibandingkan cell variable pada X.25 atau frame relay.
• Kecepatan transfer bisa setinggi sampai 1.2 Gigabit.
• Merupakan line digital berkualitas tinggi dan low noise dan tidak memerlukan error checking.
• Bisa menggunakan media transmisi dari coaxial, twisted pair, atau fiber optic.
• Bisa tansmit data secara simultan
• Menerapkan konsep cell dan tetap (53B = 5B header + 48B payload)
• Memberikan kecepatan dan kepastian waktu pelayanan
• Dirancang untuk melayani trafik data dan voice (lebih utama)
• Connection oriented menggunakan virtual circuit untuk menggantikan fungsi circuit switch yang dibutuhkan oleh trafik voice
• Rancangan ini menjadi bumerang ketika fakta trafik yang dominan menjadi trafik data
• Terdapat 2 jenis paket ATM : UNI dan NNI
• Kecepatan transfer bisa setinggi sampai 1.2 Gigabit.
• Merupakan line digital berkualitas tinggi dan low noise dan tidak memerlukan error checking.
• Bisa menggunakan media transmisi dari coaxial, twisted pair, atau fiber optic.
• Bisa tansmit data secara simultan
• Menerapkan konsep cell dan tetap (53B = 5B header + 48B payload)
• Memberikan kecepatan dan kepastian waktu pelayanan
• Dirancang untuk melayani trafik data dan voice (lebih utama)
• Connection oriented menggunakan virtual circuit untuk menggantikan fungsi circuit switch yang dibutuhkan oleh trafik voice
• Rancangan ini menjadi bumerang ketika fakta trafik yang dominan menjadi trafik data
• Terdapat 2 jenis paket ATM : UNI dan NNI
UNI/NNI
UNI (User to/from Network Interface)
• Paket ATM dari user ke jaringan dan sebaliknya
• VPI = 8 bit = 256 path
• VCI = 16 bit = 64k channel
NNI(Network – Network Interface)
• Paket ATM didalam jaringan
• VPI = 12 bit = 4k path
• VCI = 16 bit = 64k channel
Bitrate Layanan ATM
ATM
mendukung layanan :
• CBR: laju data konstan à trafik telepon dan sejenisnya
• VBR: laju data berubah-ubah sesuai keperluan à trafik data umumnya
• CBR: laju data konstan à trafik telepon dan sejenisnya
• VBR: laju data berubah-ubah sesuai keperluan à trafik data umumnya
•
ABR: laju data akan mengikuti bandwitdh yang tersedia saat itu à trafik
multimedia masa depan
AAL
(ATM Adaption Layer)
•
ATM mendukung layanan tersebut dengan menggunakan ATM Adaptation Layer
• Terdapat 4 (AAL1, AAL2, AAL3, AAL4) + 1 (AAL5 – dalam pengembangan)
• Terdapat 4 (AAL1, AAL2, AAL3, AAL4) + 1 (AAL5 – dalam pengembangan)
Fungsi AAL
• Menangani kesalahan transmisi
• Segmentation And Reassembly (SAR)
• Menangani kehilangan dan kesalahan penyisipan sel
• Kendali aliran dan waktu
Struktur Protokol AAL
• Sublayer Convergence (CS)
o Mendukung aplikasi tertentu
o Pengguna AAL melaluiSAP
• Sublayer SAR (SAR)
o Membentuk dan mengurai informasi dari CS ke sels
• 4 Jenis
o AAL1
o AAL2
o AAL3/4
o AAL5
Multi Protocol Label Switching
• Ingin menggantikan IP sebagai backbone network protocol
• Konsep meniru ATM, tapi dilakukan pada lapis 2
• Mendukung banyak protokol untuk dibawanya: IP, ATM, Frame Relay
Operasi MPLS
• Menggunakan router berkemampuan label switching
• Label menentukan aliran paket antara titik-titik ujung atau tujuan multicast
• Setiap aliran (forward equivalence class – FEC) mempunyai path tertentu melalui LSR yang sudah ditentukan
• Connection oriented
• Setiap FEC mempunyai permintaan QoS
• IP header (jika paket MPLS membawa data IP) tidak diperiksa
• Forward paket berbasis nilai label
1. Paket yang masuk ke router ingress MPLS akan diberi label sesuai dengan tujuannya
2. Di jaringan MPLS label tersebut yang menjadi alamat switching
3. Di router egress label MPLS akan dibuang dan paket akan dikirimkan ke tujuan sesuai dengan protokol aslinya
Format label
• Label 20 bit
• Exp : keperluan eksperimen
• S=1 à masukan tertua di stack
• TTL à berdasar jumlah hop
Point-to-Point protocol (PPP)
Merupakan
protokol standar yang paling banyak digunakan untuk membangun koneksi antara
router ke router atau antara sebuah host ke dalam jaringan dalam media WAN
Synchronous maupun Asynchronous.
Serial Line Internet Protocol (SLIP)
Merupakan pendahulu dari PPP yang banyak digunakan dalam membangun koneksi serial Point-to-Point yang menggunakan protokol komunikasi TCP/IP.
High-level Data Link Control (HDLC)
Merupakan protokol ciptaan Cisco System, jadi penggunaan protokol ini hanya ketika sebuah jalur WAN digunakan oleh dua buah perangkat router Cisco saja. Apabila perangkat selain produk Cisco yang ingin digunakan, maka protokol yang digunakan adalah PPP yang merupakan protokol standar.
Diagnosa Wireless
Jaringan tanpa kabel atau yang biasa
disebut dengan wi-fi sedikit berbeda cara instalasinya dibandingkan dengan
Ethernet card ( jaringan dengan kabel ). Tiap merk atau tiap jenis card wi-fi
punya tampilan yang berbeda-beda. Dalam workshop kali ini kita menggunakan dua
merk yang berbeda, yaitu ASUS dan Surecom. Saat ini yang sering dijual adalah
Wi-Fi IEEE 802.11b dan IEEE 802.11g. Jika 802.11g mampu mencapai kecepatan 108
Mbps, maka 802.11b hanya mampu mencapai 11 Mbps. Jika anda menggunakan 802.11g,
anda bisa memasuki jaringan yang menggunakan 802.11b, tetapi kecepatan koneksi
turun sesuai dengan kecepatan 802.11b dan hal tersebut tidak berlaku sebaliknya.
Cara instalasi kedua merk ini mudah,
tinggal masukkan CD-nya dan lakukan sesuai petunjuknya. Jika anda menggunakan
merk ASUS, anda akan mendapatkan buku petunjuk yang sangat lengkap dalam
pengoperasian Wi-fi, sementara Surecom hanya memberikan yang agak minim.
Sebetulnya yang harus anda
perhatikan dalam menggunakan jaringan Wi-fi adalah metode hubungan, SSID, dan
Channel. Metode hubungan dalam wi-fi ada dua macam, yaitu : Adhoc dan
Infrastructure. Hubungan Infrastructure adalah koneksi melalui acces point.
Acces point bisa anda bayangkan sebagai stasiun radio, sementara yang lain
mendengarkan. Jika stasiun radio ini mati, maka koneksi wi-fi otomatis juga
terputus. Hubungan Adhoc adalah hubungan antar computer yang punya card wi-fi,
sehingga tidak memerlukan acces point. Jika salah satu computer mati, hubungan
yang lain tidak akan terpengaruh.
SSID adalah nama jaringan gelombang
radio yang dipakai. SSID bisa anda isi sekehendak hati. Jika anda sudah
menetapkan nama, maka komputer lain juga harus menggunakan yang sama. Sedang
channel adalah kanal pilihan, yang tersedia antara 1 sampai 11 ( untuk standar
USA ).
Seperti ASUS, Surecom juga
menyediakan software tersendiri untuk melakukan koneksi. Pada intinya adalah
anda harus membuat profile sebuah koneksi, kemudian mengaktifkannya. Setelah
aktif, komputer lain akan mendeteksinya. Jika komputer lain tersebut juga
menggunakan merk Surecom, profil koneksi yang terdeteksi harus dimasukkan ke
daftar profil milik dia sendiri dan mengaktifkannya. Setelah itu barulah
hubungan wi-fi.
Setelah jaringan wi-fi terbentuk,
maka anda harus men-setup jaringan seperti pada jaringan kabel, yaitu
menentukan nama computer dan nama workgroup. Jika salah satu komputer mempunyai
dua card, yaitu card Ethernet dan card wi-fi, anda bisa menggabungkan jaringan
kabel dengan jaringan tanpa kabel. Hal tersebut terjadi secara otomatis jika
anda menggunakan workgroup yang sama.
Informasi
Tambahan
Jaringan
Wireless LAN
“Koneksi
Tanpa Carut Marut Kabel”
Teknologi jaringan yang bekembang
saat ini muncul seiring dengan berkembangnya kebutuhan para pengguna PC untuk
saling berhubungan satu dengan yang lain secara lebih mudah dan praktis. Dalam
perkembangannya, teknologi jaringan ini mengalami terobosan yang cukup
signifikan dengan hadirnya teknologi nirkabel atau wireless. Belakangan,
teknologi ini malah diadaptasi secara cepat lantaran hadirnya teknologi
Centrino yang dihadirkan Intel Corporation pada peranti notebook dan munculnya
WLAN card dari beragam interface. Teknologi wireless ini di satu sisi memang
membawa keuntungan tersendiri buat penggunanya. Selain bisa mengeliminir carut
marut kabel sistem jaringan yang menghubungkan satu perangkat lainnya, penikmat
teknologi ini pun bisa lebih mobile lantaran dapat masuk ke dalam sistem
jaringan dimanapun dan kapanpun, selam PC tahu perangkatnya masih dalam batas
jangkauan. Apalagi bandwith yang diberikan pun tergolong besar sehingga aliran
data dapat lebih cepat. Setting dan konfigurasinya pun lebih terkesan user
friendly di banding jaringan berbasis kabel. Tak hanya itu, perangkat-perangkat
pendukungnya pun lebih beragam dan memiliki kompatibilitas yang tinggi antara
satu dengan yang lain. Kompatibilitas yang tinggi antar perangkat ini tak lain
karena perangkat-perangkat sistem wireless ini menerapkan satu atau lebih
protocol yang telah ada yaitu 802.11a, 802.11b, dan 802.11g.
Meski punya nilai plus dibanding
jaringan berbasis kabel, beberapa kelemahan harus diakui masih dimiliki oleh
sistem tanpa kabel yang menggunakan gelombang radio sebagai pembawa paket-paket
data ini. Sistem keamanan data misalnya. Dengan menggunakan gelombang radio
sebagai “kendaraan” pengangkut datanya, sistem semacam ini memang rawan
terhadap pihak lain yang tidak berkepentingan. Meski memiliki fitur WEP ( Wired
Equivalent Privacy ) 128 bit dan belakangan WPA ( Wi-fi Protected Acces ) yang
menggunakan metode enkripsi, toh isu keamanan masih jadi hal yang dikhawatirkan
para pengguna sistem wireless ini. Juga menarik diperhatikan dari sistem
wireless ini adalah perangkat WLAN adapter yang menggunakan beragam interface
dan bentuk dari yang standar yang menggunakan PCI, PCMCIA untuk notebook,
hingga yang berbentuk pen drive USB yang sangat kecil.
Instalasinya
sangat mudah
Paling menonjol dari sistem jaringan
berbasis wireless ini adalah kemudahan proses instalasinya. Dengan membaca
manual dan menginstal driver seperlunya plus mengatur setting-setting penting
pada perangkat, membangun jaringan wireless bukanlah perkara sulit.
Perangkat-perangkat semisal PC, PDA, atau Notebook bisa terkoneksi ke dalam
jaringan engan cepat dan mudah dengan langkah-langkah setting yang amat simple.
Begitu pula halnya dengan acces point. Beberapa tipe sudah menggunakan web
browser untuk mengatur setting-setting yang diberikan pembuatnya. Perangkat yang
digunakan untuk membangun jaringan wireless sederhana pun tergolong ringkas.
Sebuah ruangan tidak terlalu besar yang ingin dipasangi jaringan wireless ini
misalnya hanya membutuhkan sebuah access point untuk menghubungkan perangkat
satu dengan perangkat yang lain plus Wireless LAN Adapter untuk masing masing
perangkat. Pada beberapa sistem, untuk menguatkan sinyal, ditambahkan pula
antena transceiver atau signal booster untuk menguatkan dan memperluas jarak
jangkauan pengaksesan. Terakhir bila ingin tersambung dengan jaringan internet,
modem baru perlu ditambahkan sebagi gerbang utama pengakses internet.
Pemilihan
Perangkat Harus Tepat
Untuk membangun jaringan wireless,
perangkat yang dipilih juga harus tepat. Paling minimal adalah protocol yang
digunakan antara access point dan WLAN adapter haruslah sama. Misalnya, bila
acces point menggunakan protocol 802.11a, maka WLAN adapter yang digunakan pada
masing-masing perangkat pun harus menggunakan protokol yang sama. Begitu pula
untuk perangkat yang menggunakan protocol 802.11b ataupun 802.11g. Untungnya
perangkat yang berbasis protocol 802.11g umumnya sudah kompatibel dengan
perangkat dengan protocol 802.11b ( Sumber : Tabloid PCplus edisi 171, 13-19
April 2004 )
Mudahnya
Instalasai Jaringan Wireless
Menginstal jaringan secara wireless
dengan peralatan pendukungnya boleh dibilang tidaklah terlalu sukar dalam
sistem yang sederhana. Asalkan mengikuti buku manual dan menginstal driver
dengan sempurna, tidak ada sesuatu yang terlalu sukar untuk dilakukan.
Berikut kami tampilkan langkah demi
langkah menginstal dan membangun jaringan wireless, mulai dari setting access
point dan PC klien yang dipasangi WLAN adapter. Secara umum, driver yang
disediakan pada WLAN adapter untuk masing-masing merek sedikit berbeda. Namun,
pada prinsipnya semuanya menampilkan fitur-fitur yang sama, meski kelengkapan
fiturnya sangat tergantung jenis dan merek WLAN adapter yang digunakan.
Acces
Point : Pusatnya Jaringan Wireless
Sebelum dinyalakan, aktifkan dulu
acces point yang ada. Langkah-langkah secara hardware adalah sebagai berikut :
1. Posisikan access point di
tengah-tengah komputer atau perangkat yang menjadi klien dalam jaringan yang
hendak dibangun. Posisi semacam ini akan sangat menguntungkan agar semua PC
bisa menangkap sinyal dengan baik.
2. Pasang antenna pada access point
pada port-nya jika ada. Ini untuk memperluas jangkauan access point.
3. Colokkan kabel adapter pada port
yang di access point pada satu sisi dan bagian lain pada jala-jala listrik.
4. Nyalakan access point dengan
menekan switch on yang disediakan (jika ada).
Pastikan sistem bekerja dengan
melihat lampu-lampu indikator yang tersedia. Lampu indikator ini biasanya
diberikan untuk power, link untuk tersambung kejaringan kabel, dan “air” untuk
kesiapan access point mengirim dan menerima sinyal. Jika semua lampu indikator
menyala, berarti acess point sudah siap bekerja.
Setelah access point secara hardware
telah siap, langkah selanjutnya adalah melakukan setting-setting utility yang
dimiliki access point. Untuk dapat masuk ke dalam setting-setting ini, anda
bisa menggunakan kabel dengan terlebih dahulu menginstal driver utilities-nya
atau menggunakan web browser biasa dari PC atau perangkat yang sudah terkoneksi
secara wireless, dengan syarat anda mengetahui IP address terakhir dari access
point ini. Setelah masuk ke dalam utility yang disediakan pada access point
dengan mengisi nama dan password, ada beberapa setting penting yang harus
diperhatikan untuk membangun sistem wireless.
1. Memberi
nama SSID
Pemberian nama SSID ini penting
karena SSID inilah yang merupakan nama jaringan wireless yang dibangun. PC atau
perangkat lain yang tergabung dalam jaringan wireless ini haruslah memiliki
SSID yang sama sehingga bisa terhubung dengan access point dan klien yang lain.
2. Mengaktifkan
fitur Security dengan WEP/WPA
Ini merupakan fitur security yang
dimiliki access point. Sebaiknya fitur ini memang diisi agar sistem anda lebih
aman ketika paket data dikirim atau diterima. Yang pasti, ketika WEP ini
diaktifkan pada access point, PC atau perangkat klien juga harus mengaktifkan
fitur ini ketika akan terkoneksi.
3.
Memberikan IP address, subnet mask, dan gateway
Secara default pabrik pembuat access
point, sudah memberikan IP address serta subnet mask yang spesifik sebagai
alamat access point ini. Namun, kelas IP yang digunakan belum tentu sama dengan
kelas dan urutan IP address yang dibuat untuk jaringan anda. Oleh sebab itu,
fitur ini juga harus diubah sesuai dengan urutan dan kelas IP address, dan
subnet mask. Jika jaringan ini terhubung dengan server yang terkoneksi dengan
jaringan internet, anda bisa mengisi alamat gateway yang merupakan IP address
dari server. Ketiga fitur ini adalah fitur-fitur penting yang harus
diperhatikan. Fitur yang lain sifatnya opsional untuk diisi lantaran sudah ada
setting secara default dari pabriknya dan tidak terlalu penting untuk diubah,
kecuali untuk security.
Sekedar
Tips
Menginstal
WLAN card pada PC Klien
Ada beberapa fitur penting yang
harus diperhatikan ketika melakukan setting ntuk WLAN card ini agar perangkat
dapat terhubung secara wireless.
a. Membuat
Network Connection baru
Ketika koneksi wireless selesai
dibuat, pastikan anda memiliki Network Connection baru untuk wireless ini pada
sistem. Ini bisa dilihat pada tampilan Network Connection pada sistem operasi
Windows.
b.
Memasukkan IP address, subnet mask, dan gateway
Jika wireless network connection
sudah dimiliki, langkah selanjutnya adalah mengatur pengalamatan dari PC atau
perangkat yang dipasangi WLAN adapter ini dengan menggunakan IP address, subnet
mask, dan lainlain. Langkah ini bisa dilakukan dengan mengklik kanan menu
Wireless Network Connection dan pilih properties. Pada menu General akan
didapat pilihan Internet Protocol ( TCP/IP ). Pilih dengan mouse bagian ini dan
klik tombol properties.
Setelah itu akan muncul tampilan
baru yang menampilkan kolom-kolom untuk IP address, subnet mask, default
gateway, DNS server, dan lain sebagainya. Untuk jaringan yang tidak terhubung
ke jaringan internet, anda tidak perlu mengisi gateway maupun DNS server, cukup
mengisi IP address dan subnet mask sesuai dengan kelas IP maupun urutan PC
anda. Anda juga bisa memilih pilihan DHCP sehingga tak perlu memasukkan IP
address dan alamat lain secara manual. Untuk pilihan IP address secara otomatis
ini anda bisa klik pilihan “obtain an IP address automatically”.
c. Memilih
Tipe Network
Sebagian software bawaan WLAN card
menyediakan pula fitur pilihan tipe network. Untuk PC atau notebook yang
terhubung dengan access point dengan tipologi jaringan biasa, pilihan default
yang diberikan adalah tipe infrastruktur.
d. Memilih
Nama Network ( SSID )
SSID merupakan nama jaringan
wireless yang hendak diikuti. Untuk nama network ini, anda tinggal sesuaikan
dengan SSID yang diberikan pada access pointnya. Jika SSID ini tidak sesuai
dengan SSID dari access point yang kita ikuti, perangkat tidak akan terhubung
ke dalam jaringan.
e.
Mengaktifkan/ menonaktifkan WEP
Untuk keamanan data yang lebih baik,
anda bisa mengaktifkan fitur WEP pada WLAN ini agar bisa terkoneksi dengan access
point. Namun, bila WEP pada access point tidak diaktifkan, hal yang sama juga
harus dilakukan pada klien. Jika tidak, anda tidak akan terhubung ke dalam
jaringan.
f.
Melakukan survei untuk mendapatkan access point terdekat
Terakhir, sebelum bisa terhubung
dengan perangkat lain, yang harus dilakukan adalah melakukan survey untuk
mencari access point terdekat dengan sinyal terkuat. Sebaiknya pilih access
point yang memang kita tuju sebagai terminal utama. Namun, tak ada salahnya
juga bila pada saat melakukan survey anda menemukan adanya access point yang
bisa diakses. Setelah didapat access point yang diinginkan, anda tinggal
mengklik tombol connect untuk berhubungan dengan access point tersebut. Bila
memang terkoneksi, secara otomatis sistem akan memberitahukan jika PC yang kita
instal sudah terkoneksi dengan access point. Fitur lainnya pada dasarnya dapat
disetting pada setting default-nya, kecuali anda ingin meningkatkan security
sistem. Yang pasti, langkah-langkah ini dapat dilakukan dengan cepat dan mudah,
asal teliti. Selamat mencoba.
( Sumber : Tabloid PCplus edisi 171,
13-19 April 2004 )
Cara
Gampang Menahan Serbuan Penyusup
dari
Sistem Jaringan Wireless Anda
Penggunaan gelomban radio untuk
memancarkan dan menerima sinyal data pada jaringan wireless memang
mengkhawatirkan buat pengguna yang sensitif terhadap keamanan datanya.
Pasalnya, ketika data ditumpangkan lewat gelombang ini sangat mudah buat
penyusup untuk “menangkap” data-data rahasia yang lewat. Belum lagi para hacker
atau cracker yang berusaha masuk ke dalam sistem jaringan dengan berbagai cara.
Mengesampingkan keahlian para penyusup ini dalam mengobok-obok sistem jaringan
wireless anda, beberapa langkah mudah sebenarnya ckup jitu buat “menahan”
serbuan para penyusup tadi. Ini dimungkinkan lantaran fitur-fitur yang tersedia
dalam sistem wireless juga sudah mendukung keamanan yang lumayan berlapis. Yang
penting, anda tahu menggunakannya! Berikut adalah cara-cara mudah untuk
meningkatkan keamanan jaringan wireless yang anda punya.
1. Ubah
Nama dan Password Administrator
Ketika anda ingin masuk pada
setting-setting yang dimiliki access point, anda akan dihadapkan pada jendela
yang memerintahkan anda untuk mengisi nama dan password. Dua fitur ini
sebaiknya anda ganti agar tidak sama dengan versi default yang diberikan pabrik
pembuatnya. Dengan perubahan ini, access point anda akan lebih sulit
diutak-atik oleh orang yang tak berkepentingan.
2.
Mengubah SSID dari versi Default-nya
Pada versi standar dari pabrik, SSID
( Service Set Identifier) yang pada sistem jaringan wireless merupakan nama
jaringan ini biasanya diisi dengan nama pabrik pembuatnya, atau kata “default”.
Jika setting-nya masih demikian, kemungkinan masuknya penyusup akan lebih mudah
karena informasi ini dapat dilihat pada buku manual atau bisa ditebak dengan
mudah. Nah, agar tidak sembarang orang bisa masuk dalam sistem jaringan
wireless anda, ganti SSID dengan sesuatu yang spesifik sifatnya. Semua PC
maupun perangkat yang terhubung secara wireless dengan access point ini
haruslah menggunakan SSID yang sama agar bisa terhubung dengan access point.
3. Gunakan
Nama dan Password yang Unik
Nama dan password dari sistem anda
sangat menentukan keamanan sistem dari tangan-tangan jahil atau penyusup. Agar
lebih aman, sebaiknya jangan gunakan angka atau kata yang mudah ditebak seperti
tanggal lahir, nama, dan lain sebagainya. Makin spesifik dan makin banyak digit
yang anda masukkan, makin sulit penyusup memasuki sistem anda.
4.
Aktifkan Enkripsi melalui fitur WEP & WPA
Pada sistem wireless terbaru,
pembuatnya menyediakan fitur pengaman data ketika proses transfer data
berlangsung. Sistem Wireless sendiri sampai saat ini umumnya menerapkan sistem
WEP ( Wired Equivalent Privacy ) dan WPA ( Wi-fi Protected Access ) yang
mengenkripsi data yang dikirim sehingga data dikirim bukan dalam bentuk asli
dan hanya bisa dibaca oleh penerima yang sesuai. Pada beberapa sistem, fitur
WEP ini bisa diatur tingkat keamanannya mulai dari low, middle, hingga high,
tergantung kebutuhan anda. Gunakan fitur ini agar data penting anda bisa lebih
aman ketika dikirim.
5. Matikan
Identifier Broadcasting
Fitur ini biasanya digunakan untuk
mengumumkan bahwa kita memiliki sebuah jaringan berbasis nirkabel. Jika anda
mengaktifkan fitur ini, pihak lain akan mengetahui anda memiliki sebuah
jaringan Wireless. Dan ini sangat rentan bila tangan jahil ingin masuk dan
mengutak-atik jaringan anda. Nah, supaya jaringan anda lebih aman, matikan
fungsi Identifier Broadcasting ini.
6. Gunakan
MAC Address Sebagi Penyaring Akses
Pada sebagian besar perangkat access
point modern, disediakan fasilitas MAC yang dapat menolak ataupun menerima
akses dari perangkatperangkat wireless yang ada. MAC address yang spesifik
dengan 12 digit yang dimiliki oleh setiap network card ( yang merupakan physical
address dari network card ) ini bisa dimasukkan untuk menyaring mana PC atau
perangkat yang bisa masuk ke dalam jaringan sementara yang lain ditolak. Ini
tentu saja bisa menyaring pengguna yang bisa masuk ke dalam jaringan wireless
yang kita miliki.